Sejarah Ikatan Mahasiswa Madura
Berangkat dari sebuah kegelisahan, tidak punya Rumah dan tidak punya keluarga untuk bernaung di negeri orang, disitulah.
para Kader Madura yang sadar pada hakikatnya akan kembali kemana, mencoba kembali meng orientasikan bagaimana mereka bisa berkeluarga di negeri orang.
Pada tanggal 6 Desember 2015, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. Menjadi saksi nyata hadirnya sebuah Organisasi Daerah yang kedepannya Bisa memberikan sebuah kontribusi bagi kampus dan bagi Daerah.
IMAMA Hadir berkat berkumpulnya 100 mahasiswa lebih yang berkontribusi pada organisasi daerah yang baru pada saat ini terbentuk. Organisasi ini didasari pada Kekeluargaan dan ingin memberikan sebuah kontribusi pada negara Indonesia terutama Pulau Madura itu Sendiri, Gagasan Terbentuknya IMAMA Awalnya hanya sebuah kata Candaan semata dari Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Alfian Imam Qolyubi, Dengan Ketua Dewan Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK), Saat itu yakni Ahmad Suhaimi, Namun candaan tersebut ditanggapi serius olehnya dan Akhirnya, Salah satu Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI), M. Affan Farizi yang kala itu juga Mempunyai kegelisihan karena tidak adanya Orda Madura, Akhirnya Mencurahkan kegelisahannya pada Ahmad Suhaimi, setelah itu M. Affan Farizi dan Alfian Imam Qolyubi pun Dipertemukan, dan Mengumpulkan Mahasiswa-Mahasiswa Madura yang ada di UIN. Kongres pertama IMAMA hanya dihadiri segelintir Mahasiswa Madura, Ramzi Aljauza, Kholily, Faiz Hamdan, Iqbal Afghani, Alfian Imam Qolyubi,Jakfar Wibowo Dan M. Affan Farizi Dari itulah kekeluargaan IMAMA mulai Terasa. Berselang dari IMAMA Berkali-kali melakukan sebuah perkumpulan dan Akhirnya di tanggal 6 Desember 2015 IMAMA resmi Menjadi salah satu Organisasi daerah yang berkontribusi untuk Kampus dan tentunya pada daerahnya Sendiri. Dari awal IMAMA mengusung sebuah slogan "Settong Ateh, Settong Dhere, Settong Pekkeran" yang artinya "Satu Hati, Satu Darah, Satu Pikiran" Slogan ini termaktub dalam logo IMAMA itu sendiri, dan filosofinya Ialah.
1. Settong Ateh, yang artinya bagaimana Mahasiswa menyatukan hatinya, berbagi suka, dukanya di dalam kampus, maupun kampung halaman, Dalam hal ini sangat jelas bahwasanya IMAMA hadir untuk kembali menyatukan dan mensolidkan orang-orang Madura itu sendiri
2. Settong Dhere, dalam kata ini, sudah jelas, bahwasanya kembali kita harus ingat kita dari mana dan akan kembali kemana. IMAMA Hadir untuk kembali mengingatkan bahwasanya kita ini berdarah Madura.
3. Settong Pekkeran, Dalam hal ini IMAMA hadir sebagai suatu fasilitasi ke intelektualan dan pembelajaran bagaimana kita menyatukan pikiran kita untuk memajukan indonesia terutama Madura itu sendiri.
Slogan ini diusung oleh Alfian Imam Qolyubi mahasiswa Pendidikan Agama Islam dari Kabupaten Sampang dan Faiz hamdan mahasiswa jurusan Kimia yang berasal dari Sumenep dan disetujui oleh Ketua Umum IMAMA saat ini yakni M. Affan Farizi beserta anggota IMAMA lainnya.
Sampai saat ini IMAMA masih terus eksis di ranah kampus dan terus menerus mencoba memberikan sumbangsi kepada Indonesia terutama daerah sendiri yakni Pulau Madura.
Komentar
Posting Komentar